Fotografi bukan hanya sekedar dokumentasi.

 Kresno Wirdiyan Herno Putranto

202246500091

R4B



Fotografi yang pada kemunculannya sekitar abad ke-19 sedikit banyak telah memperkaya serta mempengaruhi perkembangan seni visual, bertujuan untuk membantu dalam pembuatan karya seni rupa khususnya pada karya seni lukis. Media fotografi difungsikan sebagai alat bantu dalam dunia seni lukis pada waktu dulu, namun kini media tersebut menjadi sebuah fenomena baru yang hadir di dalam dunia seni. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi sedikit banyak berpengaruh dalam dunia fotografi, hal ini membawa banyak perubahan atau revolusi. Revolusi menjadikan sebuah fenomena baru pada fotografi yang tadinya hanya sebagai alat dokumentasi biasa berganti menjadi sebuah media ekspresi seni. Untuk dapat dikatakan sebagai karya seni yang baik, maka sebuah foto setidaknya mempunyai 3 aspek penting, yakni aspek ide, aspek teknik, dan aspek pesan. Tanpa ada ketiganya, foto yang dihasilkan hanya akan berakhir sebagai hasil dokumentasi saja. 

Seni visual telah mengalami banyak perubahan, terutama dalam media. Berbagai media seni telah memperkaya dan mempengaruhi perkembangan seni visual. Seni dan teknologi adalah dua sisi yang saling melengkapi dalam perjalanan peradaban manusia. Ilmuan dan perupa adalah dua pelaku yang berbeda namun sama-sama melakukan terobosan untuk peradaban manusia. Untuk menghasilkan karya seni bernilai tinggi dan indah, diperlukan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip estetik, konsep ekspresi, pengetahuan bahan, dan teknik. Teknologi canggih dapat digunakan untuk membuat suatu karya seni.

Fotografi adalah media yang menggabungkan cahaya, alat optik, dan media perekam. Fotografi dikembangkan pada awal abad ke-19 untuk membantu proses pembuatan karya seni lukis. Foto dapat berfungsi sebagai bukti ilmiah, bernilai berita, dokumen, karya seni, dan arsip kehidupan. Foto juga merupakan alat visual yang kongkret karena dapat memvisualisasikan sesuatu yang direkam dengan lebih realistis dan akurat.

Karya foto adalah rekaman visual melalui teknik fotografi yang merekam benda, hal, kejadian atau peristiwa. Selain memberikan informasi yang cermat dan otentik, karya foto juga memiliki nilai dokumenter yang tinggi. Fotografi memungkinkan pengguna untuk dengan cepat dan mudah mengekspresikan gagasan karena sifat mekanisnya yang tidak terlalu menuntut pengoperasian yang tinggi serta hampir semua objek di sekitar kita dapat dijadikan subjek dalam karya fotografi secara cepat dan personal.

Dengan berkembangnya teknologi kamera saat ini dan ditemukannya kamera Digital SLR yang tidak lagi menggunakan film, makin memudahkan fotografer dalam bereksperimen.

Fotografi awalnya digunakan sebagai alat bantu dalam seni lukis untuk mencapai proporsi yang tepat. Namun, seiring berjalannya waktu, fotografi menjadi sebuah media tersendiri dan tumbuh eksistensinya. Kini, fotografi telah menjadi fenomena baru dalam dunia seni dengan banyak karya fotografi yang masuk dalam kancah seni dan mampu menembus pameran penting di galeri seni terkemuka. Hal ini membuat media fotografi berdiri sejajar dengan seni lainnya.

Beckman menyatakan bahwa fotografi telah berkembang selama satu setengah abad dan berjuang untuk menempatkan dirinya sebagai seni murni. Meskipun dianggap sebagai seni murni, namun berbagai macam pengaruh mulai hadir dan menghampiri, salah satunya adalah teknologi di masa kini.

1. Teori Warna

Ditemukan oleh Sir Isaac Newton, teori dan roda warna sudah digunakan pada semua aspek kehidupan, seperti pada pakaian, desain dan fotografi, untuk memperkuat daya tarik dan estetika visualnya.

Warna-Warna Komplementer

Salah satu harmoni warna yang paling banyak digunakan adalah kombinasi warna komplementer. Dalam spektrum warna, warna-warna komplementer ditentukan dari warna yang saling berlawanan satu sama lain. Sebagai contoh, hijau dan merah, ungu dan kuning, dan seperti yang digambarkan di atas, warna biru (langit dan laut) dan oranye (subyek manusia). Kombinasi warna ini memunculkan kontras dari nada warna yang hangat dan sejuk serta sering digunakan untuk memperlihatkan titik fokal atau untuk menambahkan daya tarik/tegangan terhadap foto. Karena hanya memerlukan dua warna saja, kombinasi ini sangat mudah dipakai untuk menghasilkan ambilan foto yang dinamis.

Warna-Warna Analog

Tidak seperti harmoni warna lain, warna-warna analog terlihat paling halus dalam kontras. Tetapi, hasil akhir dari foto yang memakai kombinasi warna ini dianggap memiliki suatu aura kuat yang penuh ketenangan. Hal ini karena transisi yang mulus dari tiga warna yang saling berdampingan dalam roda warna seperti selayaknya dikenali mata manusia. Contoh di atas memperlihatkan penggunaan warna kuning (burung), kuning-kehijauan (latar belakang) dan hijau (dedaunan). Warna-warna analog bukanlah warna yang paling mudah didapatkan dan seringnya membutuhkan sedikit perbaikan pasca-produksi untuk mencapai efek yang diharapkan.

Warna Triad

Kombinasi warna triad menggunakan setiap warna keempat pada roda warna. Sebagai sebuah pengukur, kombinasi ini harus menciptakan sebuah segitiga sama sisi ketika warnanya diberi tanda dengan sebuah garis penghubung. Hal ini akan menghasilkan sebuah ketidakseimbangan rasio warna 2:1, dan seperti yang ditunjukkan oleh contoh di atas, ada 2 warna hangat kuning-oranye (bunga) dan merah-ungu (cabang pohon) melawan satu warna sejuk (latar belakang langit). Seperti Aturan Sepertiga, kombinasi warna triad membawakan daya tarik visual dan adanya persepsi susunan melalui kualitas dari ketidakseimbangan yang mengejutkan. Untuk menggunakan kombinasi warna triad berarti menyoroti satu warna dominan sementara dua warna lainnya berperan sebagai warna pelengkap.

Warna-Warna Split Komplementer

Warna-warna split komplementer, atau harmoni campuran, menggunakan dua warna yang bergantian ditambah dengan satu warna tambahan yang berlawanan dengan warna yang diloncatinya (mengacu pada diagram di atas). Melalui ketidakseimbangan rasio warna 2:1, perbedaan warna split komplementer terletak pada penggunaan barisan warna yang lebih dekat, dan terlihat lebih selaras antara warna hangat dan sejuk. Perubahan kecil ini menghasilkan kontras visual yang lebih kuat dibandingkan dengan kombinasi triad tetapi dengan tegangan yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan kombinasi komplementer. Pada contoh di atas, warna-warna yang digunakan adalah merah, oranye-kuning dan biru-kehijauan.

Warna-Warna Tetrad

Kombinasi warna tetrad menggunakan empat warna dan meliputi dua kombinasi komplementer yang membentuk sebuah persegi panjang ketika ditarik dengan sebuah garis penghubung. Akhir persegi panjang yang lebih pendek selalu merupakan satu warna yang berjarak terpisah. Walaupun warna komplementer semua meliputi adanya tegangan (dan kami akan berharap memiliki lebih banyak lagi ketika menggunakan dua set warna), kombinasi warna tetrad masih bekerja. Kontras yang kuat ini sering dipencarkan melalui variasi warna yang ada di lokasi sehingga menghasilkan sebuah aliran yang selaras dan tidak saling bersaing tanpa terdapat satu warna spesifik yang bersaing untuk mendominasi. Bahkan dalam distribusi warna yang berbeda-beda seperti foto di atas, warna sejuk biru yang dominan (langit) dan hijau (tanaman) dengan warna hangat kuning yang lembut (tanah) dan oranye (pintu perahu) hasilnya masih akan tetap terlihat cukup seimbang dan indah dipandang.

Memahami teori warna hanyalah salah satu dari sekian banyak area yang harus dipelajari seorang fotografer sepanjang karirnya. Anda bisa mencari skema warna mana yang bekerja pada anda sebagai sebuah panduan atau menggunakannya sebagai keuntungan untuk membuat pengamat foto anda terkagum, tetapi anda tidak boleh mengabaikan kreativitas anda dan membatasi diri anda dalam memilih palet warna anda.


2. Teori Segitiga Exposure

The Exposure Triangle atau Segitiga Exposure adalah istilah yang menjelaskan tiga elemen dasar untuk exposure fotografi. Ketiga elemen tersebut adalah aperture, shutter speed dan ISO. Meski terkesan teknis banget, tetapi ini sangat mudah untuk dipahami. Ketiga elemen ini saling berkaitan satu sama lain dalam proses masuknya paparan cahaya/sinar ke dalam kamera, sebelum mencapai sensor gambar (proses ini disebut Exposure). Perubahan yang terjadi pada salah satu elemen exposure akan berdampak pada perubahan elemen lainnya, sehingga tidak bisa hanya mengatur satu elemen saja, namun perlu melibatkan elemen lain dalam membentuk exposure.

Aperture

Aperture adalah diafragma yang berupa lubang yang terdapat di dalam lensa, tempat cahaya masuk ke dalam bodi kamera (sensor). Semakin besar lubang aperture, semakin banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera.

Jika bukaan aperture sangat kecil, kedalaman area fokus akan besar atau luas, sedangkan jika bukaan aperture besar, kedalaman area focus akan kecil atau sempit. Dalam fotografi, aperture biasanya direpresentasikan dengan huruf “F” atau juga dikenal sebagai “rasio fokus”.

Contoh f-number adalah: f / 1.4, f / 2.0, f / 2.8, f / 4.0, f / 5.6, f / 8.0.

Setiap f-number mewakili “STOP” cahaya.

Shutter Speed

Shutter speed adalah pengaturan durasi jeda jendela sensor yang terbuka saat menerima paparan cahaya lalu kembali menutup. Shutter speed yang terbuka lebih lama bakal menerima intensitas cahaya lebih tinggi masuk ke dalam film atau sensor, lalu hasilnya berupa foto yang lebih terang.

Ukuran shutter speed memakai satuan “S” yaitu second atau detik serta dinyatakan dengan 1/250s, 1/125s, 1/60s, 1/15s, 1/8s, 1/4s, 1/2s. Shutter 1/250s berarti jendela sensor makin cepat membuka lalu kembali menutup. Sedangkan, shutter 1/2s berarti jendela shutter semakin lama menerima paparan cahaya.

ISO

ISO adalah pengaturan tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Nilai ISO yang semakin rendah akan menghasilkan foto yang semakin gelap. Sebaliknya, nilai ISO yang semakin tinggi akan menghasilkan foto yang lebih terang.

Umumnya, ukuran ISO yaitu ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800, dan kelipatannya tergantung pada spesifikasi kamera. Makin banyak cahaya yang tersedia, maka nilai ISO perlu diturunkan, sedangkan jika cahaya minim atau dalam kondisi gelap maka ISO perlu dinaikkan. Menaikkan nilai ISO ini bisa membuat shutter speed jadi lebih cepat namun tidak mengubah aperture.


3. Definisi Angle Fotografi

Angle Fotografi adalah teknik pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengekspose subyek foto. Dengan kata lain angle fotografi merupakan sudut penempatan kamera sewaktu pengambilan gambar terhadap suatu subyek. Dengan sudut yang menarik, itu bisa menghasilkan suatu shot yang menarik pula, dengan perspektif yang unik dan menciptakan image tertentu pada gambar yang disajikan.

Menentukan angle fotografi atau sudut pengambilan gambar tidak semudah menata interior ruangan. Lebih dari itu, perlu digambarkan kemungkinan dan efek tampilan gambar yang dihasilkan. Angle fotografi yang dipergunakan untuk mengambil gambar sebuah subyek akan mempengaruhi psikologi penikmatnya.

Angle fotografi menekankan posisi kamera pada situasi tertentu dalam membidik obyek. Sehingga angle ini akan menciptakan foto-foto yang berbeda. Bila sebuah objek lebih menarik jika difoto dengan low angle, belum tentu akan menarik jika dipotret dengan angle lainnya.

Jenis-jenis Angle Fotografi

Ada beberapa macam angle fotografi yang umum digunakan, yaitu:

EYE LEVEL

Eye Level adalah angle fotografi yang umum digunakan. Pada angle ini lensa kamera dibidik sejajar dengan tinggi subyek. Posisi dan arah kamera memandang subyek yang akan dipotret layaknya mata kita melihat subyek secara normal.

Hasilnya memperlihatkan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis, melainkan kesan wajar. Teknik tersebut dipahami sebagai standar pengambilan gambar dalam ketinggian relative sedang, kurang lebih sejajar dengan tinggi fotografer. Pada angle fotografi tidak terjadi distorsi bentuk subyek normal proporsianal dan terkesan apa adanya sesuai kondisi nyata subyek

LOW ANGLE

Dalam Teknik fotografi dikenal istilah low angle . Istilah ini dipakai ketika fotografer mengambil gambar dari sudut rendah. Letak kamera berada dibawah objek (point of interest). Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah kesan besar atau raksasa. Sudut pengambilan gambar ini sering digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bangunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang tinggi. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk memotret model agar terkesan elegan dan anggun.

Teknik low angle dan teknik frog eye memiliki sedikit perbedaan. Pada teknik low angle, kamera diletakkan dibawah object yang difoto. Jika objeknya diatas maka dengan berdiri juga bisa menjadi low angle. Sedang frog eye, biasanya kamera diletakkan dekat sekali dengan ground .

HIGH ANGLE

Angle ini digunakan untuk menangkap kesan luas dari objek yang difoto. Pada angle ini kamera diposisikan lebih tinggi dari objek, sehingga memberi kesan kecil dari objek yang difoto. Dengan angle ini kita bisa memasukkan elemen-elemen pendukung komposisi ke dalam frame. Penerapan high angle bisa juga diterapkan pada foto pemandangan (landscape).

BIRD EYE VIEW

Anda bisa mencoba mendapatkan hasil yang berbeda dengan mengambil foto dari titik yang terletak diketinggian. Dalam sudut pemotretan ini, posisi objek berada di bawah atau lebih rendah dari kita berdiri. Dari sudut pandang ini, kita memiliki area pandang yang sangat luas, termasuk juga perspektif objek dan hubungannya dengan benda-benda di sekelilingnya.

FROG EYE VIEW

Pada pemotretan dengan angle ini kamera disejajarkan dengan tanah. Angle ini biasanya digunakan untuk objek yang posisinya di atas tanah. Untuk memotret dengan sudut pandang ini terkadang fotografer harus tiduran di tanah.

TEKNIK FROG EYE VIEW UNTUK FAUNA

Adapun tips-tips Memotret Fauna/Binatang Peliharaan menggunakan teknik frog eye adalah:

Hindari penggunaan lampu flash, karena lampu flash dapat memberikan efek red-eye syndrome.

Pengambilan gambar sebaiknya dilakukan di ruang terbuka (outdoor) saat pagi atau sore hari saat matahari menjelang terbenam

Potretlah moment-moment/ekpresi natural dari binatang peliharaan. Bersabarlah dalam menunggu pose-pose natural mereka. Biarkan mereka bertingkah laku normal.

Hindari kegaduhan…Just be calm and patient!. Ambilah gambar sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan foto-foto terbaik.

CENTED VIEW

Biasa juga disebut Slanted, Dutch tilt, Dutch angle, oblique angle, German angle, canted angle or Batman Angle. Adalah shoot yang diambil dengan memiringkan kamera ke satu sisi. Ini menciptakan suatu efek dramatis dan menarik. Sangat populer dalam gaya pengambilan gambar ala MTV. Dimana Angle yang tidak biasa dan pergerakan kamera sangat mengambil peran penting.


Kesimpulan 

Fotografi merupakan media seni yang memiliki kelebihan tersendiri dibanding media seni lainnya. Media seni yang menghasilkan karya dari bidikan yang mampu menghasilkan karya visual yang menarik hasil ekspresi kreatif diri dengan hasil karya yang bermakna tertentu. Sebuah karya foto merupakan karya seni yang menampilkan gambar dengan landasan gagasan/pikiran dari beberapa aspek yang saling terkait, seperti pada aspek ide yang mengajarkan fotografer dapat jeli melihat gejala-gejala sekitarnya dan menjadikanya ide dalam berkaryanya, dengan mengunakan aspek teknik yang membuat fotografer dapat memperhitungkan aperture, shutter speed dan ISO dalam membidik suatu objek. Ide yang dituangkan melalui teknik yang tepat dapat memperlihatkan dengan jelas mengenai kandungan pesan yang ingin disampaikan dalam karya fotonya. Keterkaitan pada aspekaspek tersebut dapat menjadikan sebuah karya fotografi ini tidak hanya sekadar sebagai hasil dokumentasi semata saja.


Daftar pustaka 

Ajidarma,S G. 2002. Kisah Mata. Yogyakarta

: Galang Press

Cope, P . 2006. Night and Low-Light. New York

: Amherst Media, Inc.

Krages, B. 2005. Photography: The Art of

Composition.New York: Allworth Press

Peterson, B. 2010. Understanding Exposure.

New York: Amphoto Books

Prakel, D. 2006. Basic Photography

Composition. Lausanne : AVA

Soedjono, S. 2006. Pot Pourri Fotografi.

Jakarta : UPT Usakti

Beckman, T. 2004. “Photography As Art”.

http://www4.hmc.edu:8001/humanities/

beckman/artclasses/art (diakses 13

Juni 2011)

https://thisisnotadvertising.wordpress.com/tag/

baygon (diakses 23 Januari 2015)

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/download/8847/5796

https://snapshot.canon-asia.com/id/article/indo/understanding-colour-theories-a-photographer-friendly-guide

Segitiga Exposure

https://instiki.ac.id/2022/09/29/segitiga-exposure-3-elemen-dasar-dalam-fotografi/

Angle Fotografi

https://fairuzelsaid.upy.ac.id/fotografi/angle-fotografi-sudut-pemotretan/



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awal mula masuk jurusan DKV

Literatur Review, Penjelasan, Perbedaan dan persamaan antara photografi, videografi, animasi dan ilustrasi.