Lagu Watch dengan kerangka metodologi teori Charles Sandres Pierce

Pendahuluan 

Lagu adalah gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu.

Lagu dapat dinyanyikan secara tunggal (solo), berdua (duet), bertiga (trio) atau dalam beramai-ramai (koir). Perkataan dalam lagu biasanya dapat berbentuk puisi berirama, namun ada juga yang bersifat keagamaan ataupun prosa bebas. Lagu dapat dikategorikan pada banyak jenis, bergantung kepada ukuran yang digunakan.

Nyanyian adalah syair yang dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan melodi tertentu hingga membentuk harmoni. Nyanyian sering juga disebut sebagai lagu yang berarti gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu. Bernyanyi adalah melafalkan syair sesuai nada, ritme, dan melodi tertentu hingga membentuk harmoni.

Kerangka teoritik semiotika 

Memahami Teori Semiotika dalam Kajian Ilmu Linguistik- Sehari-hari dalam setiap melakukan aktivitasnya manusia selalu berkomunikasi baik di rumah, pasar, sekolah, ataupun tempat kerja mereka. Hal itu dilakukan sebagai suatu yang lumrah karena memang salah satu kemampuan yang dimiliki manusia sejak dahulu kala adalah berkomunikasi melalui bahasa. Bahasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu, bahasa verbal dan non verbal untuk memudahkan dalam kegiatan komunikasi mereka. Pada beberapa hal manusia menggunakan bahasa non verbal untuk dapat memahami maksud dari lawan bicara ataupun sebagai tanda pemberitahuan yang dapat dimengerti dalam proses komunikasi. Ketika mempelajari bahasa terutama dalam kajian linguistik diketahui bahwa hal tersebut menjadi ilmu yang dikenal untuk memahami tanda yaitu, semiotika. Dalam kehidupan sehari-hari manusia juga selalu bersinggungan dengan berbagai tanda seperti, tanda rambu-rambu lalu lintas, tanda toilet berdasar gender, ataupun memahami bahasa isyarat sebagai tanda komunikasi yang dilakukan oleh para manusia berkebutuhan khusus yang tidak mampu berbicara dengan bahasa verbal. Kehadiran bahasa melalui tanda-tanda tersebut sangat membantu proses komunikasi dan bahkan dapat dipelajari melalui studi di universitas lewat studi linguistik. Dan, dalam mempelajari ilmu linguistik tentang tanda tersebut juga kita akan memahami bahwa tanda tidak hanya terdapat pada teks biasa saja tapi juga terdapat pada teks dalam lagu, film dll.

Sejarah Semiotika

Semiotika dikembangkan dan digunakan secara luas dalam studi sistem tanda. Semiotika dalam kaitannya dengan kasus itu adalah pemahaman tentang semiotika yang mengacu pada semiotika Ferdinand De Saussure dan semiotika Charles Sanders Peirce, yang dikenal sebagai bapak semiotika modern, dan teori Semiotika Roland C. Barthe. Semiotika. Ogden dan I.A. Richard, Semiotika Michael Riffaterre. Ferdinand De Saussure sebagai bapak semiotika modern (1857-1913) membagi hubungan antara penanda (signifier) dan petanda (signifier) dengan suatu kesepakatan yang disebut penanda.

Dalam sebuah karya sastra, penanda dilihat sebagai bentuk fisik daripada konsep.

Pada saat yang sama, penanda dilihat sebagai makna di balik bentuk fisik dalam bentuk nilai. Hubungan yang bermakna didasarkan pada konvensi sosial tentang makna tanda. Hubungan antara semiotika dan linguistik harus dipahami sesuai dengan sifat hubungan antara kedua bidang tersebut, yang mana Saussure menitikberatkan pada sifat kata sebagai tanda.

Objek utama penelitian semiotika muncul pada tahun 1974 dalam kongres semiotik pertama di Milan. Bidang berikut dibahas dalam kongres, selain dari ilmu dasar termasuk bidang semantik dan pragmatik, semiotika dan linguistik, dan bahasa ilmiah, di mana topik teori tanda umum dan teori ilmiah dan strategi dibahas. Bidang terbesar Kongres adalah sastra, yang membahas penggunaan metode yang benar dalam seni dan sastra. Bidang lain yang mendapat banyak perhatian adalah arsitektur, musik, seni visual, komunikasi visual dan komunikasi non-verbal.

Definisi Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani Semeion, yang berarti tanda. Tanda itu sendiri dikatakan sebagai sesuatu yang, berdasarkan konvensi sosial yang telah ditetapkan sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari berbagai objek, peristiwa, dan semua budaya sebagai tanda. Semiotika dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan tanda, dimulai dengan sistem tanda dan proses yang terlibat dalam penggunaan tanda pada akhir abad ke-18.

Semiotika adalah ilmu tentang tanda atau sistem tanda. Definisi ini kemudian menimbulkan pertanyaan “siapa yang bisa membedakan antara tanda dan bukan tanda?” Sebelum munculnya semiotika, Agustinus dari Hippo menyadari bahwa sulit untuk memisahkan “sesuatu” dari tanda. Seseorang dapat mengetahui sesuatu dan berbicara “sesuatu” dengan bantuan tanda-tanda.

Person mengganti “sesuatu” dengan karakter yang disesuaikan dengan “sesuatu”. Inilah gagasan bapak semiotika modern, Charles Sanders Peirce, yang berusaha mengembalikan sebagian besar “sesuatu” menjadi “sesuatu dalam diri mereka”, serta langkah-langkah melakukan studi tanda untuk memahami pikiran manusia. dan ke dunianya.

Tetapi selain dari apa yang diterima sebagai tanda, seseorang juga dapat menerima tanpa berpikir, misalnya, Alkitab atau Al-Qur’an dapat ditafsirkan dan diyakini sebagai benda suci dan simbolis. Di sisi lain, Anda juga dapat membunuh menggunakan argumen dari dua buku.

Singkatnya, ada beberapa kondisi yang ada secara bersamaan untuk menentukan apakah “sesuatu” dianggap sebagai tanda atau tidak. Dalam semiotika tidak ada masalah nyata dengan semua “hal”, atau dengan hubungan antara hal-hal atau tanda-tanda. Semiotika tidak menerima realitas tanpa tanda karena ia tidak dapat menjawab pertanyaan tentang ada atau tidaknya apa pun yang ada di bawah tanda. Secara semiotik, sebuah non-tanda akan dibaca sebagai makna tanda yang isinya benar-benar negatif (atau kosong). Lebih dari itu, semiotika adalah sesuatu yang cenderung mempercayai segala sesuatu sebagai tanda dan sistem tanda. Dalam semiotika, semua objek juga berarti bahwa segala sesuatu bukan lagi objek atau bukan ciri objek dari suatu objek.

Teori Semiotika Peirce

Teori semiotika Peirce adalah ilmu atau metode analitis yang berhubungan dengan sistem tanda yang diciptakan oleh Charles Sanders Peirce, seorang filsuf Amerika yang dikenal dengan logika dan penalaran manusia. Peirce berpendapat bahwa kehidupan manusia dicirikan oleh percampuran tanda dan penggunaannya dalam aktivitas representasional. Prasyarat untuk disebut tanda adalah sesuatu itu berwujud, mengacu pada sesuatu, menggantikan, mewakili, menghadirkan, dan memiliki sifat representatif yang berhubungan langsung dengan sifat penafsirnya. Menurut Peirce, tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain, mewakili sesuatu yang diwakilinya. Peirce membagi sistem tanda (semiotics) menjadi tiga unsur yang termasuk dalam teori segitiga, yaitu tanda (sign), acuan tanda (objek) dan penggunaan tanda (interpretasi). Tanda adalah sesuatu yang berwujud fisik yang dapat dirasakan oleh panca indera seseorang dan dapat mewakili hal-hal lain di luar tanda itu sendiri. Menurut Peirce, tanda terdiri dari simbol, ikon, dan indeks. Referensi karakter disebut objek. Objek adalah sesuatu yang berhubungan dengan tanda atau sesuatu yang diacu oleh tanda. Pada saat yang sama, penafsir adalah konsep pemikiran orang yang menggunakan tanda dan memberi makna pada objek yang dirujuk oleh tanda. Peirce menyebut tanda semiosis, yang berarti segala sesuatu di dunia ini adalah tanda, yang merupakan proses pemaknaan tiga tahap (trianida).

Menurut Peirce, semiotika adalah bagian dari ilmu empiris. Peirce menciptakan teori umum tentang tanda, khususnya mengenai fungsi tanda secara umum. Peirce berpendapat bahwa tanda-tanda linguistik itu penting, tetapi bukan satu-satunya jenis tanda. Sifat tanda generik juga berlaku untuk tanda linguistik. Tetapi apa yang benar untuk tanda-tanda linguistik mungkin tidak benar untuk tanda-tanda umum. Ia mengembangkan ilmu tanda umum sehingga dapat diterapkan pada semua jenis tanda. Tujuannya adalah untuk mengembangkan konsep-konsep baru, dilengkapi dengan kosakata baru ciptaan sendiri. Salah satu caranya adalah menggunakan istilah “semiotika” sebagai nama ilmu yang mempelajari tanda-tanda umum yang diciptakannya.

Metode Penelitian 

Analisis kerangka teoritik metodologi teori Charles Sanders Peirce dalam musik, khususnya pada lagu "Watch" oleh Billie Eilish, dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika yang dikembangkan oleh Peirce. Semiologi Peirce membagi tanda menjadi tiga komponen utama: ikon, indeks, dan simbol. Berikut ini adalah penerapan teori ini dalam menganalisis lagu "Watch":

1. Ikon (Icon):
Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dalam konteks lagu, ikon bisa merujuk pada elemen musikal yang secara langsung meniru atau menggambarkan perasaan atau konsep tertentu. Pada lagu "Watch," ikon bisa ditemukan dalam penggunaan melodi lembut dan vokal Eilish yang lembut, yang mencerminkan perasaan rapuh dan introspektif yang ingin disampaikan oleh lirik.

2. Indeks (Index):
Indeks adalah tanda yang secara langsung terhubung dengan objeknya melalui hubungan kausal atau eksistensial. Misalnya, dalam lagu "Watch," efek suara tertentu atau perubahan dinamika musik mungkin menunjukkan perubahan emosi atau alur cerita dalam lirik. Sebagai contoh, saat Eilish menyanyikan bagian yang lebih intens, perubahan dalam ketukan atau penggunaan instrumen tertentu bisa mengindikasikan meningkatnya ketegangan atau perasaan tertentu yang terkait dengan cerita lagu. 

3. Simbol (Symbol):
Simbol adalah tanda yang berhubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi atau kesepakatan sosial. Dalam lirik "Watch," kata-kata dan frasa yang digunakan Eilish adalah simbol yang membutuhkan interpretasi berdasarkan pemahaman bahasa dan budaya pendengar. Misalnya, frasa "If we were meant to be, we would have been by now" adalah simbol yang menyampaikan makna tentang penyesalan dan pengakuan atas hubungan yang tidak berhasil, yang hanya bisa dipahami dalam konteks budaya dan linguistik tertentu. 

Contoh Analisis Lagu "Watch"
Ikon:

• Melodi vokal yang lembut dan hampir berbisik dari Eilish dapat diartikan sebagai ikon yang menggambarkan perasaan vulnerabilitas dan introspeksi.
• Penggunaan suara air (seperti tetesan atau gelombang) dalam produksi musiknya bisa menjadi ikon untuk perasaan yang mengalir atau emosi yang berubah.

Indeks:

• Transisi dari bagian lagu yang lebih lembut ke bagian yang lebih intens bisa menjadi indeks perubahan emosi atau pergeseran fokus dalam cerita yang diceritakan oleh lirik.
• Penggunaan jeda atau keheningan dalam musik bisa menjadi indeks dari refleksi atau momen penyesalan dalam narasi lagu. 

Simbol:

• Lirik seperti "Watch my heart burn" adalah simbol yang membutuhkan interpretasi. Secara harfiah, hati tidak bisa terbakar, tetapi secara simbolis ini bisa berarti rasa sakit emosional yang mendalam.
• Tema berulang dari api atau pembakaran dalam lirik dan video musik berfungsi sebagai simbol penghancuran dan perubahan, sesuai dengan pesan emosional lagu.

Dengan pendekatan semiotika Peirce, kita bisa memahami bagaimana elemen-elemen dalam lagu "Watch" oleh Billie Eilish bekerja bersama untuk menciptakan makna yang kompleks dan emosional, menggabungkan aspek ikonis, indeksikal, dan simbolis untuk mengkomunikasikan pesan yang lebih dalam kepada pendengarnya.

Daftar pustaka 
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lagu
https://www.gramedia.com/literasi/teori-semiotika/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Literatur Review, Penjelasan, Perbedaan dan persamaan antara photografi, videografi, animasi dan ilustrasi.

Analisis Semiotika lirik lagu "Watch" dari Billie Eilish (bagian analisis dan kesimpulan)